Hidup penuh syukur
Ceritanya begini, semalam setelah pulang dari kantor Lim disapa sama satpam dan dibilangnya 'Lim motor mu tu ban nya bocor tuh'. Setelah Lim menuju ke motor Lim ternyata betul ban nya kempes. Padahal si Roland team kerjaku mau numpang untuk diantarkan sampai simpang kantorku. Dan akhirnya tidak jadi menumpang motorku tapi malah menumpang motor si kak Mis, rekan kerjaku juga. Setelah mendapat tumpangan, kak Mis yang membonceng Roland asik menertawain aku. Dengan senyuman juga kubalas kepada mereka sambil menbawa motorku ke tempat penambalan ban. Setelah setengah perjalan aku di sapa kak Mis dan dibilangin nya 'tempat sana bagus'. Akhirnya aku pun menuju tempat tersebut dan Kak mis melanjutkan mengantar Roland sampai persimpangan.
Motorku juga sudah mulai dibongkar ban nya oleh tukang ban nya. Kulihat tukang ban bersama anaknya sedang berbincang bincang tentang sesuatu. Dan aku pun mendengar perbincangan mereka. Sang bapak yang berjalan dengan terpincang pincang dan suara sang anak juga terdengar lucu karena seperti suara anak yang sesang belajar ngomong padahal sudah dewasa sedang membicarakan tentang pelanggan mereka yang menghutang uang bensin liter-an yang untungnya cuma 500 rupiah alias gopek. Utang hingga berhari hari dan setelah ditagih, dibayar dengan cara melempar. Bener bener keterlaluan orang itu kupikir. Membayar orang dengan tidak sopan kepada orang tua. Beberapa menit kemudian tiba tiba Kak mis muncul dihadapanku dan menyapa bapak tukang tambal tersebut dan bercerita dengan bahasa daerah mereka yaitu bahasa jawa. Karena saya juga mengerti sedikit sedikit apa mereka bicarakan beberapa saat kemudian Kak Mis berpamitan untuk pulang duluan. Dari pembicaraan tersebut saya dapat artikan seperti ini "pak ini temen kerjaku. Dia ini bosku jangan hitung mahal mahal ya. Bapak tutup jam berapa?" jawab si bapak "jam ... Alias jam delapan". Kira kira beginilah pembicaraannya. Setelah kak mis pergi si bapak berbicara dengan saya menanyakan ada lowongan gak di perusahaan saya. Dan si bapak terhanyut menceritakan kepedihan hidupnya kepada saya. Mulai dari penyakit stroke yang dideritanya. Dan tagihan air, listrik yang sudah tertunggak dua tiga bulan. Dan masalah anaknya yang sudah lulusan DIII tapi tidak bekerja lagi karena di PHK di perusahaan sebelumnya.
Setelah hampir selesai penambalannya si bapak mencari berkas lamaran dan menyodorkan kepadaku untuk dimasukkan. Akhirnya kuterima berkas lamarannya. Dan setelah selesai si bapak berkata "sudah itu motornya sudah siap, udah gak usah bayar bapak sudah membantu saya" kata bapak itu. Tapi dengan rasa tidak enak hati tetap kubayar bapak itu karena kupikir susah sekali hidup bapak ini. Dan anak bapak itu pun menatapku dengan senyuman kecil. Kulihat anak bapak itu sedang mengisi mancis yang perbuah cuma dihitung 1000 rupiah. Dan dengan pakaian yang compang camping koyak sana koyak sini dan parahnya saat ia jongkok langsung nampak CD dan bokongnya :'(
Keesokkan harinya aku langsung memasukkan lamarannya ke HRD. Dan ku ceritakan sedikit tentang kehidupannya. Akhirnya dia langsung dipanggil untuk di interview. Setelah diinterview, anak bapak tersebut menceritakan kehidupannya dari pekerjaan yang buruk sampai yang terbaik. Setelah ditanya apa pekerjaan terburuk kamu? Dan si anak menjawab "semua pekerjaan yang diberikan pasti dapat saya lakukan dengan baik. Dan pekerjaan yang terburuk yang pernah saya kerjakan yaitu mencari cacing di tumpukan sampah sampah. Itu adalah hal terburuk dalam pengalaman kerja saya". Dan ditanya kembali jadi apa pekerjaan yang terbaik yang pernah dikerjakan?. Diapun menjawab " pekerjaan yang terbaik ku yaitu sebagai pekerja borongan di salah satu perusahaan komunikasi". Dan interviewer Bu Sanny bilang kamu mau masukkin orang yang ada miring miring sambil mempraktekan dengan bahasa tubuh. Dan aku membantah, kalo begitu dia bukan ada miring miringnya tapi berkata jujur. Memang yang dialaminya begitu pahit hidup ini. Tapi saya tidak bisa berbuat apa apa. Kalo memang dia bisa diterima berarti itu memang rezekinya, tapi kalo tidak diterima berarti itu belum sampai rezekinya. Tapi setelah mengetahui jalan hidupnya seperti ini, saya cuma bisa membantu apa yang dapat saya kerjakan.
Seperti pepatah:
"Nasib ada di tangan Tuhan"
Ato ....
"Hidup ini bagaikan roda kadang diatas kadang dibawah"
"Nasib ada di tangan Tuhan"
Ato ....
"Hidup ini bagaikan roda kadang diatas kadang dibawah"
Jadi yang dapat saya sampaikan setelah melihat kejadian ini yaitu:
"Bersyukurlah pada hidup Anda sekarang ini karena masih banyak orang orang yang lebih susah lagi hidupnya dari Anda, diatas awan pasti ada awan lagi. Jadi jangan selalu melihat keatas terus, tapi sekali kali perlu melihat ke bawah juga".
"Bersyukurlah pada hidup Anda sekarang ini karena masih banyak orang orang yang lebih susah lagi hidupnya dari Anda, diatas awan pasti ada awan lagi. Jadi jangan selalu melihat keatas terus, tapi sekali kali perlu melihat ke bawah juga".
U can read this link too, "Hidup Penuh Syukur" :)
Published with Blogger-droid v2.0.4
Comments